Ikuti Webinar DPW LDII Jawa Tengah, DPD LDII Pemalang Siap Mencetak Generasi Unggul 5.0
Pemalang – DPD LDII Pemalang mengikuti kegiatan webinar yang diselenggarakan oleh DPW LDII Provinsi Jawa Tengah dengan tema “Pemberdayaan Keluarga Dalam Mencetak Generasi Penerus yang Unggul” yang bertempat di studio DPD LDII Pemalang, Taman, Pemalang pada Sabtu (24/12).
Sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan Islam yang sangat menaruh perhatian besar pada pembinaa generasi penerus, LDII Jawa Tengah terpanggil untuk mengadakan webinar di mana sasaran utama adalah pada tingkat DPD dan jajarannya. Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Prof. Dr. H. Singgih TS, M. Hum dalam pemaparannya menjelaskan bahwa kemampuan adaptif merupakan sebuah skill yang harus dimiliki oleh generasi penerus LDII mengingat ke depan, fenomena yang muncul adalaha situasi yang tidak menentu dan tidak dapat diprediksi. Oleh sebab itu, generasi penerus harus memiliki kemampuan menyesuaikan diri namun tidak mengabaikan aturan-aturan yang sudah menjadi hukum dalam agama. “Tampaknya teori Charles Darwin tentang “survival of the fittest” masih relevan di masa kini dan yang akan datang yaitu hanya organisme yang terbaik (bukan ‘terkuat’) dalam beradaptasi dengan lingkungannya (seleksi alam) adalah mereka yang paling berhasil dalam bertahan hidup”, terang Singgih.
Selain menyinggung mengenai “unpredictable life”, Singgih juga mengingatkan mengenai era disrupsi sebagai konsekuensi atas munculnya revolusi industri 4.0. “Kita harus melek juga dengan perubahan kondisi yang terjadi di sekitar kita sebagai akibat dari revolusi industri 4.0 yang dikenal dengan istilah disrupsi (perubahan masif pada tatanan atau kebiasan lama ke kebiasaan baru yang terjadi begitu cepat) ditandai dengan VUCA (Volatility (berubah cepat), Uncertainty (tidak pasti), Complexity (kompleks), dan Ambiguity (membingungkan)”, ungkap Dosen kelahiran Kabupaten Blora tersebut.
Oleh sebab itu, DPW LDII Jawa Tengah sangat concern terhadap isu yang telah diterangkan di atas dan menawarkan solusi atas permasalahan yang terjadi. Salah satu yang harus dilakukan adalah dengan menyiapkan generasi penerus agar dapat mengenyam Pendidikan yang baik dengan memperhatikan soft skills. Soft skills yang dimiliki tersebut diharapkan dapat membangun mental balance dan emotional intelligence. “Alhamdulillah, LDII sudah memiliki target soft skills yang harus dicapai oleh generasi penerus diantaranya adalah Enam Tobiat Luhur, Tri Sukses Generus, dan Lima Syarat Kerukunan. Apa yang sudah dimiliki LDII ini merupakan syarat untuk menyongsong era 5.0 yang di dalamnya meliputi 4C (Critical Thinking, Collaboration, Communication, and Creativity)”, ucap Singgih.
Meski lebih ditekankan untuk memiliki soft skills, generasi penerus LDII jangan sampai melupakan hard skills (pengetahuan dan ketrampilan spesifik). Kedua skills tersebut harus berjalan beriringan sehingga nantinya akan muncul dari generasi penerus LDII tidak hanya ulama yang alim dan faqih namun juga seorang tokoh kemanusiaan sebagai hasil dari pendidikan yang inklusif dan toleran dengan menekankan kepada kebermaknaan hidup dalam masyarakat (khoirunnas anfaahum linnas).
Dalam kesempatan terpisah, selain dihadiri oleh pengurus LDII Pemalang, webinar kali ini juga dihadiri oleh tokoh dari Muslimat dan Fatayat NU Kabupaten Pemalang. Dalam kesempatan ini yang menjadi peserta adalah Rusmiyati dan Istikharoh. Kesan yang dirasakan oleh kedua tokoh perempuan dari NU tersebut adalah mereka merasa bahwa apa yang telah disampaikan oleh Pemateri sangat bermanfaat dan positif. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Pengurus DPD LDII Pemalang karena berkenan mengundang kami dalam acara webinar pada pagi hari ini dan nantinya materi yang didapat akan kami sampaikan juga di jajaran Muslimat dan Fatayat NU sesuai dengan tingkatannya”, ucap Rusmiyati.
Wakil Ketua DPD LDII Pemalang, Iman Purwanto menambahkan bahwa DPD LDII sangat siap untuk mencetak generasi unggul 5.0. Dengan pembinaan yang komprehensif dan holistik, diharapkan akan tumbuh generasi penerus yang tidak hanya pintar dalam urusan agama namun juga pandai dalam bersosialisasi dan beradaptasi dengan keadaan maupun lingkungan sekitar. “Kita sangat yakin bahwa dengan pembinaan generasi penerus yang intens mulai dari usia cabe rawit hingga remaja dewasa (sebelum menikah) yang telah diprogramkan oleh Pengurus, maka generasi LDII Pemalang yang unggul (profesional dan relijius) bukan hanya menjadi jargon namun kenyataan”, pungkas Iman. (BIL)
Pada saatnya nanti sudah dirancang melalui kecerdasan intelektual yang dibuat dalam robot yang bisa berkomunikasi tanpa harus diperintah dengan tombol dan kehabisan bateray… Jangan sampai generasi kita menjadi generasi KKO kanggo kanggo ora